Translate

Biografi Ir. Soekarno

Ir. Soekarno

Presiden Republik Indonesia I

Siapa yang tidak kenal dengan Ir. Soekarno, rasanya semua orang di Indonesia mengenal salah satu bapak proklamator bersama dengan Moh. Hatta yang juga Presiden dan wakil presiden Republik Indonesia pertama. Bahkan nama besar Soekarno juga sangat dikenal di dunia dan sangat disegani oleh para pemimpin dunia dimasa itu sampai sekarang


Bung Karno adalah seorang orator ulung dan yang paling hebat dalam berpidato pada masa itu. Soekarno kerap berpidato dengan berteriak dan emosi  tinggi untuk membakar semakat rakyat Indonesia

Bung Karno pada awalnya menjadi satu-satunya pemimpin Dunia Ketiga yang dengan sangat santun menjalin serta menjaga jarak hubungan yang sama dan seimbang, dengan negara-negara Barat maupun Timur.
Bung Karno banyak memberikan gagasan-gagasan di dunia Internasional. Keprihatinannya terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang menghasilkan Dasa Sila. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika.

Ketimpangan dan konflik akibat "bom waktu" yang ditinggalkan negara-negara barat yang dicap masih mementingkan imperialisme dan kolonialisme, ketimpangan dan kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang merubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia internasional dalam pemecahan konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia), Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) Bung Karno mengadakan Konferensi Asia Afrika yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat jasanya itu, banyak negara-negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya.
Bung Karno dinilai telah mengembangkan solidaritas internasional demi melawan penindasan oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari apartheid

Bung Karno adalah pioneer terhadap perkembangan pemikiran revolusi di Amerika Latin. Fidel Castro berani memberontak setelah mempelajari sejarah pembebasan negara-negara kolonial tentang apa yang terjadi di Asia. Castro membaca pergerakan kemerdekaan di Indonesia saat ia bersekolah di New York tahun 1947. Di New York ia hanya menghabiskan waktu membaca buku-buku dan jurnal politik, salah satu yang menjadi minatnya setiap kali ke perpustakaan New York adalah membaca jurnal yang dibuat ahli riset Cornell tentang berita perkembangan revolusi di Indonesia.

Dokumentasi Soekarno

Tanggal 20 Januari 1965, Bung Karno menarik Indonesia dari keanggotaan PBB. Ini karena ketidak-becusan PBB dalam menangani persoalan anggota-anggotanya, termasuk dalam kaitan konflik Indonesia – Malaysia. Ia memrotes penerimaan Malaysia, antek kolonialisme Inggris, menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan (DK)-PBB

Bung Karno bahkan menyelenggarakan Ganefo (Games of the New Emerging Forces) yang diselenggarakan di Senayan, Jakarta pada 10 – 22 November 1963 sebagai tandingan Olimpiade. Pesta olahraga ini diikuti oleh 2.250 atlet dari 48 negara di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika Selatan, serta diliput sekitar 500 wartawan asing. 
Bung Karno dengan Conefo dan Ganefo, sudah menunjukkan kepada dunia, bahwa organisasi bangsa-bangsa tidak mesti harus satu, dan hanya PBB. Ia bahkan menjadi salah satu founding father pembentukan Gerakan Nonblok (GNB) sebagai kelanjutan dari Konferensi Bandung. 


Soekarno Semasa Kecil dan Remaja

Soekarno Remaja

Soekarno lahir di Surabaya pada tanggal 06 Juni 1901. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo adalah seorang guru sekolah rakyat dan ibu bernama Ida Ayu Nyoman Rai seorang bangsawan dari Buleleng Bali. Nama kecil soekarno adalah Koesno Sosrodihardj. Semasa kecil Soekarno di asuh oleh Kakeknya yang bernama Raden Hardjokromo di Tulung Agung Jawa Timur dan sempat bersekolah di sekolah rakyat disana. Soekarno kemudian pindah ke Mojokerto mengikuti kedua orang tuanya. Di Mojokerto Soekarno sekolah di Eerste Inlandse School tempat ayahnya mengajar. Kemudian pada Juni 1911 ayahnya memindahkan Soekarno ke Europeesche Lagere School (ELS) agar kelak mempermudahnya untuk dapat diterima di Hoogere Burger School (HBS).

Soekarno menyelesaikan pendidikannya di ELS pada tahun 1915 dan atas bantuan dari Tjokroaminoto yang merupakan sahabat ayahnya Soekarno bisa melanjutkan sekolah di Hoogere Burger School (HBS) di Surabaya. Semasa bersekolah di HBS Soekarno menumpang di pondokan milik Tjokroaminoto, disana Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Ada banyak sekali manfaat dari pendidikan yang dilakukan di Surabaya. Salah satu manfaat yang didapatkan adalah Soekarno menjadi mengenal banyak tokoh yang memiliki jiwa reformis dan mau berjuang untuk kemerdekaan Indonesia



Soekarno Muda

Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik sipil. Saat di Bandung, Soekarno tinggal di kediaman Haji Sanusi yang merupakan anggota Sarekat Islam dan sahabat karib Tjokroaminoto. Di sana ia berinteraksi dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij. Dari tokoh tokoh tersebut Soekarno banyak belajar tentang Nasionalisme dan menginspirasi beliau untuk fokus berjuang mencapai kemerdekaan.

Soekarno memperoleh gelar Insinyur Teknik sipil pada tahun 1926. Semasa muda Ir. Soekarno sempat berkarya sebagai arsitek dan mendirikan biro insinyur yang banyak mengerjakan rancang bangun bangunan seperti rumah, mesjid dan bangunan jenis lainnya. Bangunan yang tidak terlepas dari pengaruh Ir. Soekarno diantaranya yaitu Mesjid Istiqlal, Monumen Nasional atau MONAS, Gedung Conefo, Gedung Sarinah, Tugu Slamat Datang, Patung Dirgantara dan banyak bangunan lainnya


Keluarga Soekarno

Inggit
Oetari
Soekarno dikenal memiliki fisik yang rupawan dan berkharisma tinggi dibarengi dengan kemampuan memimpin yang sangat baik. Pesona yang begitu besar memberikan keistimewaan tersendiri bagi Soekarno dimana beliau dapat dengan mudah untuk mendapatkan wanita pendamping untuk dijadikan isteri. Diketahui Soekarno memiliki sembilan orang isteri. Isteri pertama bernama Oetari yang menikah pada tahun 1921 saat itu beliau berusia berusia 20 tahun dan Oetari sendiri berusia 16 tahun.Soekarno dan Oetari berpisah pada tahun 1923. Isteri kedua Soekarno bernama Inggit Garningsih menikah pada tanggal 24 Maret 1923 di Bandung. Soekarno berpisah dengan Inggit pada tahun 1942.

Setelah berpisah dangan Inggit, Soekarno kemudian menikahi Fatimah atau lebih dikenal dengan nama Fatmawati pada tanggal 1 Juni 1943. Fatmawati adalah seorang putri dari keluarga raja dari Kesultanan Inderapura. Fatmawati juga dikenal sebagai Ibu Negara Republik Indonesia I dari tahun 1945 sampai dengan tahun 1967. Jasa dari Ibu Fatmawati yang sangat dikenal adalah sebagai penjahit Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih yang di kibarkan pada saat upacara Proglamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945. Dari pernikahan dangan Fatmawati, Soekarno dikaruniai lima orang anak. Anak pertama Bernama Guntur Soekarno Putra lahir pada tanggal 03 November 1944. Anak kedua bernama Megawati Sukarno Putri lahir pada tanggal 23 Januari 1947. Anak ketiga bernama Rahmawati Sukarnoputri lahir pada tanggal 27 September 1950. Anak Keempat bernama Sukmawati Sukarnoputri lahir pada 26 Oktober 1951. Dan yang paling bungsu bernama Guruh Soekarnoputra yang lahir pada 13 Januari 1953
Soekarno Bersama Farmawati dan anak-anak


Soekarno - Hartini
Soekarno menikah keempat kalinya dengan Hartini pada tanggal pada tanggal 15 Januari 1952 atau hanya dua hari kelahiran Guruh Sukarnoputra. Hartini adalah janda dari pernikahan sebelumnya dengan Suwondo dan telah memiliki lima anak Pernikahan ini sempat menimbulkan kontroversi dari kalangan wanita anti poligami yang di gerakkan oleh Persatuan Wanita Republik Indonesia atau PERWARI. Meskipun demikian Soekarno menikah dengan Hartini adalah dengan izin restu dari Fatmawati. Dari pernikahan dengan Hartini memperoleh karunia dua orang putra yang bernama Taufan Sukarnoputra dan Bayu Sukarnoputera.

Soekarno bersama Ratna Sari Dewi
Naoko Nomoto atau lebih dikenal dengan Ratna Sari Dewi, merupakan wanita keturunan Jepang adalah isteri dari Soekarno yang kelima. Mereka menikah pada tahun 1962 pada saat Nooko Nakamoto berusia 19 tahun. Sempat terdengar kabar bahwa keluarga Naoko Nakamoto tidak merestui pernikahan tersebut. Pernikahan ini seorang putri yang bernama Kartika Sari Dewi Soekarno yang lahir pada tanggal 11 Maret 1967. 


Istri keenam Soekarno, bernama Haryati. Sebelum menikah dengan Soekarno, Haryati adalah mantan penari istana sekaligus Staf Sekretaris Negara Bidang Kesenian. Soekarno dan Haryati akhirnya menikah pada tanggal 21 Mei 1963. Namun pada tahun 1966, Haryati diceraikan tanpa anak. Namun mereka sempat mengangkat anak bernama Ayu Gembirowati

Isteri ketujuh bernama Yurike Sanger. Pertama kali Presiden Soekarno bertemu dengan Yurike Sanger pada tahun 1963. Kala itu Yurike masih yang masih berstatus pelajar menjadi salah satu anggota Barisan Bhinneka Tunggal Ika pada acara Kenegaraan. Bung Karno kemudian menemui orangtua Yurike Pada 6 Agustus 1964, dalam pertemuan singkat itu Soekarno menikahi Yurike Sanger

Isteri kedelapan bernama Kartini Manoppo .Soekarno dan Kartini Manoppo kemudian menikah pada tahun 1959. Keduanya dikarunia anak bernama Totok Suryawan Sukarno pada tahun 1967.

Isteri kesembilan bernama Heldy Jaffar. Ia menikah dengan Soekarno pada tahun 1966. Kala itu Soekarno berusia 65 tahun sementara Hedly Fadjar berusia 18 tahun. Saksinya Ketua DPA Idham Chalid dan Menteri Agama Saifuddin Zuhri. Pernikahan keduanya hanya bertahan dua tahun. Kala itu situasi politik sudah semakin tidak menentu. Komunikasi tak berjalan lancar setelah Soekarno menjadi tahanan di Wisma Yaso, Jalan Gatot Subroto. Heldy sempat mengucap ingin berpisah, tetapi Soekarno bertahan. Soekarno hanya ingin dipisahkan oleh maut.

Selain ke sembilan isteri Soekarno juga di kabarkan mempunyai isteri dan anak dari pernikahan lainnya
 

Kiprah Organisasi dan Karir Politik

Soekarno mulai aktif berorganisasi sejak pada tahun 1915 organisasi pemuda Tri Koro Darmo yang dibentuk sebagai organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi tersebut kemudian ia ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918. Selain itu, Soekarno juga aktif menulis di harian “Oetoesan Hindia” yang dipimpin oleh Tjokroaminoto.

Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang  merupakan cikal bakal berdirinya Partai Nasional Indonesia pada tahun 1927. Beliau merumuskan ajaran Marhaenisme dengan tujuan untuk memerdekakan Indonesia. Karena aktivitasnya itu pada Desember 1929, Soekarno di tangkap dan dijebloskan ke Banceuy yang kemudian dipindahkan ke Suka Miskin. Pada persidangan di tahun 1030 beliau membuat pledoi atau pembelaan yang dikenal dengan "Indonesia Menggugat" yang mengangkat tentang keadaan politik internasional dan kerusakan masyarakat Indonesia di bawah penjajah. Pidato pembelaan ini kemudian menjadi suatu dokumen politik menentang kolonialisme dan imperialisme

Soekarno dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931. Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap oleh Belanda pada bulan Agustus 1933 dan diasingkan ke Flores. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru benar-benar bebas setelah masa penjajahan Jepang pada tahun 1942.

Pada masa penjajahan Jepang, Soekarno bersama dengan tokoh-tokoh nasional lainnya diminta aktif untuk menarik perhatian penduduk Indonesia. Meski demikian masih banyak tokoh yang tetap melakukan gerakan perlawanan seperti Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin karena menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya. 
Jepang melancarkan propagandanya untuk menarik simpati rakyat indonesia yang menyebutkan bahwa; Jepang adalah “saudara tua” bagi bangsabangsa di Asia dan berjanji membebaskan Asia dari penindasan bangsa Barat. Jepang memperkenalkan semboyan “Gerakan Tiga A”: Jepang Pemimpin Asia, Jepang Pelindung Asia, dan Jepang Cahaya Asia. Jepang menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia, seperti janji menunaikan ibadah haji, menjual barang dengan harga murah. Jepang memperkenankan pengibaran bendera merah putih bersama bendera Jepang Hinomaru. Rakyat Indonesia boleh menyanyikan lagu “Indonesia Raya” bersama lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo”.

Soekarno aktif dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945 dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. 

Pada bulan Agustus 1945, Soekarno diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara ke Dalat, Vietnam. Marsekal Terauchi menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia merdekan dan segala urusan proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah tanggung jawab rakyat Indonesia sendiri. Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, terjadilah Peristiwa Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945. Para tokoh pemuda dari PETA menuntut agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena pada saat itu di Indonesia terjadi kevakuman kekuasaan. Ini disebabkan karena Jepang telah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan beberapa tokoh lainnya menolak tuntutan ini dengan alasan menunggu kejelasan mengenai penyerahan Jepang.

Pada akhirnya, Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional lainnya mulai mempersiapkan diri menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Berdasarkan sidang yang diadakan oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) panitia kecil untuk upacara proklamasi yang terdiri dari delapan orang resmi dibentuk. Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia memplokamirkan kemerdekaannya. Teks proklamasi secara langsung dibacakan oleh Soekarno dihadapan Rakyat Indonesia yang semenjak pagi telah memenuhi halaman rumahnya di Jl.Pegangsaan Timur 56, Jakarta. 

Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945 pengangkatan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dikukuhkan oleh KNIP.

Agresi Militer Belanda II
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Kemerdekaan yang telah didapatkan ini tidak langsung bisa dinikmati karena di tahun-tahun berikutnya masih ada sekutu yang secara terang-terangan tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan bahkan berusaha untuk kembali menjajah Indonesia. Gencaran senjata dari pihak sekutu tak lantas membuat rakyat Indonesia menyerah, seperti yang terjadi di Surabaya ketika pasukan Belanda yang dipimpin oleh Brigadir Jendral A.W.S Mallaby berusaha untuk kembali menyerang Indonesia. Rakyat Indonesia di Surabaya dengan gigihnya terus berjuang untuk tetap mempertahankan kemerdekaan hingga akhirnya Brigadir Jendral A.W.S Mallaby tewas dan pemerintah Belanda menarik pasukannya kembali. Perang seperti ini tidak hanya terjadi di Surabaya tapi juga hampir di setiap kota.


Republik Indonesia secara resmi mengadukan agresi militer Belanda ke PBB karena agresi militer tersebut dinilai telah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu Persetujuan Linggajati. Walaupun telah dilaporkan ke PBB, Belanda tetap saja melakukan agresinya. Atas permintaan India dan Australia, pada 31 Juli 1947 masalah agresi militer yang dilancarkan Belanda dimasukkan ke dalam agenda rapat Dewan Keamanan PBB, dimana kemudian dikeluarkan Resolusi No. 27 tanggal 1 Agustus 1947, yang isinya menyerukan agar konflik bersenjata dihentikan. Atas tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947 Pemerintah Belanda akhirnya menyatakan akan menerima resolusi Dewan Keamanan untuk menghentikan pertempuran. Pada 17 Agustus 1947, Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan untuk melakukan gencatan senjata, dan pada 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite yang akan menjadi penengah konflik antara Indonesia dan Belanda. 
Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan sebagai Penyerahan Kedaulatan), Presiden Soekarno kembali diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana menteri RIS. Jabatan Presiden Republik Indonesia. Karena tuntutan dari seluruh rakyat Indonesia yang ingin kembali ke negara kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali diubah menjadi Republik Indonesia dimana Ir. Soekarno menjadi Presiden dan Mohammad Hatta menjadi wakilnya. 


Akhir Kekuasaan
 
Pemberontakan G-30-S/PKI melahirkan krisis politik hebat di Indonesia. Massa dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) melakukan aksi demonstrasi dan menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang salah satu isinya meminta agar PKI dibubarkan. Namun, Soekarno menolak untuk membubarkan PKI karena menilai bahwa tindakan tersebut bertentangan dengan pandangan Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme).

Sikap Soekarno yang menolak membubarkan PKI kemudian melemahkan posisinya dalam politik. Lima bulan kemudian, dikeluarkanlah Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang ditandatangani oleh Soekarno dimana isinya merupakan perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto untuk mengambil tindakan yang perlu guna menjaga keamanan pemerintahan dan keselamatan pribadi presiden. Surat tersebut lalu digunakan oleh Soeharto yang telah diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang. MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya, yaitu TAP No. IX/1966 tentang pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No. XV/1966 yang memberikan jaminan kepada Soeharto sebagai pemegang Supersemar untuk setiap saat bisa menjadi presiden apabila presiden berhalangan. 

Tanggal  7-12  Maret 1967 pada sidang istimewa MPRS di Jakarta yang di pimpin oleh Jend A. H Nasution,  Sidang Istimewa  MPRS menghasilkan TAP MPRS NO. XXXIII/MPRS/1967  yang mencabut kekuasaan Presiden Soekarno, mencabut gelar Pemimpin Besar Revolusi dan mengangkat  Soeharto sebagai Presiden RI hingga diselenggarakan pemilihan umum berikutnya 

Pada 20 Februari 1967 Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka. Dengan ditandatanganinya surat tersebut maka Soeharto de facto menjadi kepala pemerintahan Indonesia.

 
Akhir Hayat

Pengalihan kekuasaan mengharuskan Soekarno untuk segera meninggalkan istana negara. Pemerintah saat itu menurunkan pasukan tentara untuk mengusir sukarno secepatnya dari istana hanya dalam 2 hari bahkan Soekarno tidak punya banyak waktu untuk mengemasi barang pribadinya. Tentara memperlakukan Soekarno dengan kasar dan tidak bersahabat tidak ada lagi rasa hormat mereka  kepada mantan panglima tertinggi mereka  

Bung Karno berpesan kepada Guruh anak bungsunya yang saat itu masih tinggal di istana bersama beliau untuk segera persiapkan barang-barangnya seperlunya. dan tidak mengizinkan Guruh untuk membawa barang - barang di istana karena mengangap itu semua bukan miliknya melainkan inventaris negara. 

Soekarno kemudian menemui para ajudan yang masih setia dan berpamitan. Semua ajudannya bersedih mendengar soekarno mau pergi. Beberapa pegawai dapur sampai tidak enak hati melihat Soekarno belum makan karena mereka sudah tidak punya dana untuk belanja.

Bung Karno keluar istana hanya membawa hanya membawa kaus oblong dan celana panjang yang melekat di badannya satu satunya benda yang beliau bawa adalah bendera pusaka sang merah putih karena beliau takut tidak ada yang merawatnya. 

Kemudian Soekarno pindah kerumah Fatmawati di Jalan Sriwijaya Jakarta, disana Soekarno hanya duduk beriam diri dan merenung sesekali ia merawat tanaman. Kondisi kesehatannya semakin buruk,  Ia sakit parah namun sudah tidak punya obat obatan lagi karena sudah dibuang tentara atas suruhan seorang perwira tinggi

Soekarno tak lama berada di rumah Fatmawati hanya beberapa minggu. Pada suatu malam  Bung Karno di jemput pasukan tentara kemudian diasingkan ke Istana Batu Tulis di bogor. Di batu tulis kondisi bung karno snagat memperihatinkan tidak ada perawatan yang memadai bahkan dokter yang merawat hanya dokter hewan. Bahkan keluarga yang ingin beremu juga dipersulit. Ia sampai harus memelas untuk dapat dipindahkan ke Jakarta agar lebih dekat dengan keluarga.

Bung Karno akhirnya di pindahkan ke Wisma Yaso, tapi disini dia semakin sengsara. Kamarnya  berantakan, jorok, bau dan tidak terawat. Dia sering dibentak dan dimarahi tentara hanya karena hal hal sepele. Kondisi kesehatan nya juga semakin buruk tidak ada obat-obatan yang bisa di gunakan untuk meredakan sakit akibat ginjalnya tidak berfungsi. Beliau hanya diberi vitamin dan royal jelly yang sesungguhnya hanya madu biasa. 

Rumor yang mengatakan Bung Karno hidup sengsara, banyak beredar di masyarakat, Beberapa orang diketahui akan nekat membebaskan Bung Karno, tapi penjagaan sangat ketat. Sempat ada satu pasukan khusus KKO dikabarkan sempat menembus penjagaan Bung Karno dan berhasil masuk ke dalam kamar Bung Karno, tapi Bung Karno menolak untuk ikut karena takut memancing akan terjadinya perang saudara.

Soekarno menghadiri pernikahan Rachmawati
Pada awal tahun 1969, Bung Karno menghadiri pernikahan Rachmawati dengan Tommy dirumah Ibu Fatmawati. Melihat kedatangan Soekarno, Fatmawati langsung berlari ke arah Sukarno dan menciumi suaminya itu. Sukarno berusaha tertawa tapi jelas ia sudah amat kepayahan muka Bung Karno sudah bengkak jalan saja sudah harus di papah. Beberapa orang meledak tangisnya termasuk Guntur. Hatta mengusap air mata dan tersedu-sedu melihat keadaan Sukarno. Ketika banyak orang tahu Bung Karno datang ke rumah itu, orang banyak berteriak "Hidup Bung Karno ... Hidup Bung Karno ... Hidup Bung Karno !!!".  Komandan tentara kaget dan memerintahkan agar Sukarno tidak terlalu lama di rumah Sriwijaya, ia harus segera pulang ke Wisma Yaso. Inilah, satu-satunya pernikahan anaknya yang Ia hadiri

Saat kondisi Soekarno semakin parah dan sudah tidak bisa apa apa lagi kecuali hanya tiduran, Hatta datang menjenguk. Kodisi Bung Karno sudah sangat lemah waktu itu Bung Karno membuka matanya. Hatta terdiam dan berkata pelan "Bagaimana kabarmu, No"kata Hatta, Ia tercekat, mata Hatta sudah basah. Bung Karno berkata pelan dan tangannya berusaha meraih lengan Hatta "Hoe gaat het met Jou" kata Bung Karno dalam bahasa Belanda -Bagaimana pula kabarmu, Hatta. Hatta memegang lembut tangan Bung Karno dan mendekatkan wajahnya, Air mata Hatta mengenai wajah Bung Karno, dan Bung Karno menangis seperti anak kecil. Dua proklamator bangsa ini menangis, di sebuah kamar yang bau dan rusak, Kamar yang menjadi saksi ada dua orang yang memerdekakan bangsa ini, di akhir hidupnya merasa tidak bahagia, Suatu hubungan yang menyesakkan dada.
Kondisi Soekarno terus memburuk. Pukul 20.30 WIB, Sabtu 20 Juni 1970, kesadaran Soekarno menurun. Minggu dini hari, Soekarno tak sadar dan koma. Minggu, 21 Juni 1970, pukul 06.30 WIB, anak-anak Soekarno sudah berkumpul di RSPAD menunggu dengan tegang kabar ayah mereka. Pukul tujuh lewat sedikit, suster mencabut selang makanan dan alat bantu pernapasan. Anak-anak Soekarno mengucapkan takbir.Megawati membisikkan kalimat syahadat ke telinga ayahnya. Soekarno mencoba mengikutinya. Namun kalimat itu tak selesai.“Allaaaah…” bisik Soekarno pelan seiring nafasnya yang terakhir.

Tangis pecah. Tanggal 21 Juni 1970 Pukul 07.07 WIB, seorang manusia bernama Soekarno kembali pada penciptanya. Berakhirlah tugasnya sebagai penyambung lidah rakyat Indonesia

Mengetahui Soekarno meninggal rakyat Indonesia berduka, mereka berteriak menangis. Begitu cintanya rakyat Indonesia pada Bapaknya.Rakyat berjejer-jejer di jalan untuk melihat wajah Bung Karno untuk yang terakir kalinya Mereka datang karena cinta, bukan paksaan. Selamat jalan Soekarno …    Selamat Jalan Bapak Pendiri Bangsa Indonesia ……….

Pemakaman Soekarno


Penghargaan Dan Tanda Jasa


Semasa hidupnya, Soekarno mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari 26 universitas di dalam dan luar negeri. Perguruan tinggi dalam negeri yang memberikan gelar kehormatan kepada Soekarno antara lain Universitas Gajah Mada (19 September 1951), Institut Teknologi Bandung (13 September 1962), Universitas Indonesia (2 Februari 1963), Universitas Hasanuddin (25 April 1963), Institut Agama Islam Negeri Jakarta (2 Desember 1963), Universitas Padjadjaran (23 Desember 1964), dan Universitas Muhammadiyah (1 Agustus 1965). Sementara itu, Universitas Columbia (Amerika Serikat), Universitas Berlin (Jerman), Universitas Lomonosov (Rusia) dan Universitas Al-Azhar (Mesir) merupakan beberapa universitas luar negeri yang menganugerahi Soekarno dengan gelar Doktor Honoris Causa.

Pada bulan April 2005, Soekarno yang sudah meninggal selama 35 tahun mendapatkan penghargaan dari Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki. Penghargaan tersebut adalah penghargaan bintang kelas satu The Order of the Supreme Companions of OR Tambo yang diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan lencana yang semuanya dilapisi emas. Soekarno mendapatkan penghargaan tersebut karena dinilai telah mengembangkan solidaritas internasional demi melawan penindasan oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari apartheid. Acara penyerahan penghargaan tersebut dilaksanakan di Kantor Kepresidenan Union Buildings di Pretoria dan dihadiri oleh Megawati Soekarnoputri yang mewakili ayahnya dalam menerima penghargaan

The Biography Info
Rujukan WIKIPEDIA, Pena Soekarno
Oldest

1 komentar:

Click here for komentar
March 1, 2017 at 8:31 PM ×

Saya kok nangis sendiri ya... Membacanya ada rasa bangga yg sangat sekaligus haru yang sangat. Saya Mencintai Bung Karno. Tumbuh2an serangga dan hewan2 di semesta ini jua sayang pada bung Karno.

Congrats bro ANDY SRI WAHYUDI you got PERTAMAX...! hehehehe...
Reply
avatar