Biografi Mohammad Ali

Muhammad Ali

Raja Tinju Dunia

Legenda tinju dunia Muhammad Ali dikenal sebagai petinju terbaik pada masanya, ia dijuluki sebagai The Greatest (terbesar) karena mampu menaklukkan peitnju-petinju terbesar di zamannya. Ali memenangkan kejuaraan Dunia Heavyweight Boxing tiga kali, memenangkan kejuaraan Amerika Utara Boxing Federation, medali emas Olimpiade 1960 dan juara dunia tinju kelas berat pada tahun 1964.

Ali adalah sosok besar yang dihormati dan disegani, baik oleh rekan ataupun lawannya. Ia tangguh, kokoh, dan teruji dengan memenangkan banyak prestasi semasa karirnya.. Ali juga dianggap sebagai sosok panutan di dunia tinju karena kegiatan sosialnya Ali merupakan bintang tinju di dalam dan di luar ring.

Kesuksesannya merebut gelar juara dunia menempatkannya pada deretan atlet terbesar abad ke-20. Dewan Tinju Dunia (WBC) menobatkan Ali sebagai Raja Tinju Dunia atas ketangguhan, kehebatan, dan prestasi Muhammad Ali di atas ring tinju. Ali dinobatkan Sportsman of the Century oleh Sports Illustrated.

Biografi Muhammad Ali
Nama	Muhammad Ali
Tempat / tgl lahir	Louisville, Kentucky, USA 17 Januari 1942
Pekerjaan	Petinju
Isteri	Sonji Roi (14-Agt-64 - 10-Jan-66) Belinda Boyd (17-Agt-67 - 77) Veronica Porsche (aktris/model, 77 - 86) Yolanda Williams (sejak 19-Nov-86)
Anak	Jamilah, Rashed, Muhammad Ali Jr dari istri kedua Hanna Yasmeen Ali dan Laila Ali dari istri ketiga Miya, Khaliah, Amin; adopsi Miya, Khaliah, Amin (adopsi)
Kewarganegaraan	Amerika Serikat
Prestasi	Juara Olimpiade Tinju Kelas berat ringan Juara Dunia Tinju Kelas Berat
Agama	Islam

Riwayat Mohammad Ali

Muhammad Ali Lahir di Lousville Kentucky Amerika Serikat 17 Januari 1942, nama kecilnya Cassius Marcellus Clay. Ayahnya bernama Cassius Marcellus Clay, Sr.eorang pelukis billboard dan rambu lalu lintas dan ibunya bernama Odessa Grady Clay, seorang pembantu rumahtangga.

Ketika Muhammad Ali berusia 12 tahun, ia dan teman-temannya mengikuti acara makan Hot Dog dan Popcorn gratis yang diadakan di Auditorium Columbia yang diadakan untuk pengunjung Louisville Home Show. Ketika acara selesai dan mereka akan kembali Ali mengetahui bahwa sepeda BMX yang baru dibelikan orang tuanya raib dicuri. Dia kesal dan melapor ke polisi, dia juga mengatakan akan memukul pencuri itu kalau ketemu. Kebetulan polisi yang bertugas saat itu adalah Joe Martin, yang juga seorang pelatih tinju di Columbia Gym. Oleh Joe Martin Ali disarankan untuk berlatih tinju terlebih dahulu agar mampu menghadapi lawan. 

Bebapa hari kemudian Muhammad Ali mulai pelatihan tinju di Martin gym. Ia berlatih dengan serius, pagi dia sekolah dan malamnya dia berlatih tinju. Ali juga sangat memperhatikan pola makannya dan menghindari Alkohol dan rokok. Hanya enam minggu sejak nerlatih Ali sudah memenangkan pertandingan amatir pertamanya dengan kemenangan angka tipis. 

Pada tahun 1956 Ali mengikuti turnamen amatir di kelas kelas berat dan menjadi pemenang. Tiga tahun kemudian ia menjuarai Tournament of Champions, serta mendapatkan gelar nasional Amateur Athletic Union untuk divisi kelas berat ringan. Setelah maju melalui jajaran amatir, ia memenangkan medali emas di divisi 175-pound di Olimpiade 1960 di Roma.

Karir Tinju Profesional

Ali memulai karir profesional di bawah bimbingan Louisville Sponsoring Group. Pertandingan pertama di ring profesional pada 29 Oktober 1960 Ali menang angka 6 ronde atas Tunney Hunsaker. Pada 25 Februari 1964, Ali erebut gelar juara dunia kelas berat dengan menang TKO ronde 7 dari 15 ronde yang direncanakan atas Sonny Liston di Florida, Amerika Serikat. Liston mengalami cedera pada leher yang membuatnya mengundurkan diri dari pertandingan. 

Sesaat setelah mengalahkan Liston, masih di atas ring Ali mengucapkan dua kalimat Syahadat dan menyatakan memeluk Agama Islam. Disini Ia mengumumkan nama baru-nya yaitu Muhammad Ali. Ali mengungkapkan, kepindahannya ke agama Islam adalah hal yang wajar dan selaras dengan fitrah yang Allah ciptakan untuk manusia. Ia meyakini bahwa Islam membawa kebahagiaan untuk semua orang. Menurutnya, Islam tidak membeda-bedakan warna kulit, etnis, dan ras. Semuanya sama di hadapan Allah SWT. Yang paling utama di sisi Tuhan mereka adalah yang paling bertakwa.

Tanggal 14 Agustus 1964, Ali menikah untuk pertama kali dengan Sonji Roi. Mereka bercerai pada 10 januari 1966 karena Ali menganggap Roi tidak berpakaian Islami.

Tahun 1967 Ali melakoni pertandingan ulang melawan Liston, Ia kembali memenangkan pertarungan ini. Pertandingan ini menimbulkan spekulasi dikalangan tinju yang menyebut pukulan Ali sebagai "Phantom Punch" karena begitu cepatnya sehingga tidak tampak mengenai tubuh Liston yang roboh.

Setelah itu Ali berhasil mempertahankan gelar Juara dunianya sebanyak delapan kali pada pertandingan;

22 Nopember 1965, lawan Floyd Patterson, menang TKO ronde ke-12. 29 Maret 1966 lawaqn George Chuvalo, menang angka 15 ronde. 21 Mei 1966, lawan Henry Cooper, menang TKO ronde ke-6.

6 Agustus 1966 lawan Brian London, menang KO ronde ke-3. 10 September 1966, lawan Karl Mildenberger, menang TKO. 14 Nopember 1966, lawan C. Williams, menang TKO ronde ke-3

6 Pebruair 1967 lawan Erni Terrel, menang angka. 22 Maret 1967 lawan Zora Folley, menang KO ronde ke-7.

Ali menikah untuk kedua kalinya pada 17 August 1967. Istri kedua bernama Belinda Boyd yang kemudian berganti nama menjadi Khalilah Ali setelah menikah, Mereka memiliki 3 anak, Jamilah dan Rasheda (putri kembar) dan Muhammad Ali, Jr. Ali dan Belinda. Ali dan Belinda kemudian resmi bercerai.

Pada periode 1967 - 1970 Ali diskors oleh Komisi Tinju karena menolak program wajib militer pemerintah Amerika Serikat dalam perang Vietnam. Gelar Juaranya dicabut dan Ali dijebloskan kepenjara, ia menjadi salah satu tokoh anti perang dan anti wajib militer. Ungkapannya yang terkenal dalam menolak wamil ini, "Saya tidak ada masalah dengan orang-orang Vietcong, dan tidak ada satupun orang Vietcong yang memanggilku dengan sebutan Nigger!". Ali menjadi salah satu tokoh anti perang dan anti wajib militer yang kemudian mendapatakan dukungan publik. Pada tahun 1970 Mahkamah Agung Negara New York mengembalikan lisaensi tinjunya, dan tahun berikutnya Mahkamah Agung AS mengizinkannya kembali  ke Ring.

Tanggal 8 Maret 1971 Ali kembali ke atas ring menantang juara dunia Joe Frazier., Frazier akhirnya memenangkan pertarungan dan mempertahankan gelar dengan keputusan bulat, Ali kehilangan profesional pertamanya di ronde 15

31 Maret 1973, mata dunia tertuju pada pertarungan tinju kelas berat di  San Diego Sports Arena. Sebab, Muhammad Ali yang sudah bernama besar, akan menghadapi Ken Norton dalam perebutan North American Boxing Federation (NABF). Hampir semua orang menjagokan Ali. Namun, Norton yang memenangkan pertandingan secara split decision pada ronde ke-12 dan rahang Ali patah pada ronde ke-11.

Pada 20 Oktober 1973 Ali berkunjung Ke Indonesia dalam pertandingan kelas berat tanpa gelar di Istora Senayan, Jakarta, Ali menyiksa lawannya Rudi Lubbers selama 12 ronde.  Kesan pertama berkunjung ke negara ini adalah "Sebuah negara yang unik, di mana penduduknya sangat bersahabat, dan selalu tersenyum kepada siapapun.

Tanggal 28 Januari 1974 di New York City, Ali revans dan mengalahkan Joe Frazier lewat pertarungan 12 ronde.

The Rumble in the Jungle. Pada tanggal 30 Oktober 1974, Muhammad Ali kembali untuk merebut gelar Juara. Sejak kekalahan Ali dari Frazier pada tahun 1971, George Foreman merebut gelar Juara itu dari Frazier kemudian mengalahkan Ken Norton, masing-masing pada ronde kedua. Ali merebut kembali gelar juara kelas berat WBC dan WBA setelah menumbangkan George Foreman di Kinsasha, Zaire pada ronde ke 8.

Thrilla in Manila. Ali kemudian membalas kekalahan atas Joe Frazier dengan menumbangkannya pada 1 Oktober 1975 di Filipina . Presiden Ferdinand Marcos memboyong pertandingan Ali vs Fraizer III ke kota Manila, Filipina. Ali menang TKO ronde 14 dalam pertandingan yang sangat seru dan menegangkan, bahkan disebut sebagai salah satu "pertandingan tinju terbaik abad ini". Frazier yang kelelahan akhirnya menyerah dan tidak mau melanjutkan pertandingan pada istirahat menjelang ronde ke-15. Setelah itu, saat akan wawancara dengan televisi, Ali terjatuh karena kehabisan tenaga, setelah istirahat beberapa menit, wawancara bisa dilakukan, tapi Ali harus duduk di bangku karena sudah kehabisan tenaga.

Setelah itu kemenangan demi kemenangan selalu diraih oleh Ali dalam pertarungannya, 24 Maret 1975, lawan Chuck Wepner, menang TKO ronde 15. 16 Mei 1975, lawan Ron Lyle, menang TKO ronde ke-11. 1 Juli 1975, lawan Joe Bugner, menang angka. 1 Oktober 1975, lawn Joe Frazier, menang TKO ronde ke-15. 20 Pebruari 1976, lawan J.P. Coopman, menang KO ronde ke-5. 30 April 1976, lawan Jimmy Young, menang angka. 24 Mei 1976, lawan Richard Dunn, menang THO ronde ke-5. 28 September 1976 lawan Ken Norton, menang angka. 16 Mei 1977, lawan Evangelistra, menang angka. 29 September 1977, lawan Ernie Shavers, menang angka.

Pada tahun 1977 , Ali menikah dengan Veronica Porche Anderson atau lebih dikenal sebagai Veronica Ali, dan memiliki dua putri Hanna dan Laila Ali. Laila Ali sendiri kelak memutuskan jadi petinju wanita, dan kelak menjadi juara dunia tinju wanita. Ali dan Veronica tetap menjadi pasutri sampai sekarang.

15 Februari 1978 di Las Vegas, Ali  melawan petinju yang lebih muda Leon Spinks. Pertandingan ini dimenangkan oleh Spinks dengan kemenangan angka. Ali kehilangan gelar juaranya. Tujuh bulan 15 september 1978,kemudian Ali revans dan membalas kekalahannya, sabuk juara dunianya kembali melingkar di pinggangnya.

Pada  2 Oktober 1980 di Las Vegas Ali yang sudah tua tidak mampu menghadapi petinju muda bekas kawan latih tandingnya Larry Holmes yang telah menjadi juara dunia kelas berat. Dalam pertandingan yang diberi judul "The Last Hurrah" Larry Holmes menang dengan kemenangan angka. Sebenarnya Holmes bisa menghajar Ali dengan kemenagan KO, tapi Holmes sepertinya kasihan melihat Ali yang tidak mampu berkutik,  Holmes tampak tidak tega 'menghabisi' Ali yang tak berdaya. Ali menyerah dan mengundurkan diri pada ronde 11 Sabuk juara jadi milik Holmes, petinju yang kemudian hari dihajar oleh Mike Tyson

Pertarungan Terakhir. Pada 11 Desember 1981 di Nassau-Bahamas, Akhir karir sang legenda berakhir di sebuah Negara pulau bernama Bahama. Melawan Trevor Berbick dalam tajuk Drama in Bahamas, Ali kalah angka ronde 10. Setelah Drama in Bahamas Ali benar-benar mundur dari ring professional. 

Masa Pensiun

Setelah pensiun, Ali membaktikan dirinya untuk kegiatan amal, kemanusiaan serta berdakwah dengan berkeliling dunia. Dalam perjalanan di seluruh dunia, pinjaman nama dan kehadirannya kelaparan dan bantuan kemiskinan, mendukung upaya pendidikan dari segala jenis, mempromosikan adopsi dan mendorong orang untuk menghormati dan lebih memahami satu sama lain. Diperkirakan bahwa ia telah membantu untuk memberikan lebih dari 22 juta makanan untuk memberi makan orang yang lapar.

Pada saat  Olimpiade Atlanta pada 1996 Ali Tampil kembali kehadapan publik sebagai penyulut api obor Olimpiade pada awal Olimpiade dari XXVI  di Atlanta. Ali bergerak perlahan dan tangannya bergetar, Ia berjuang keras mengatasi getaran di tangan-nya untuk menyulut obor Olimpiade hingga berhasil.  Penampilannya membuat jutaan menonton menahan haru, penampilannya menegaskan statusnya sebagai salah satu atlet paling dicintai di dunia

Ia menerima Presidential Medal of Freedom pada upacara di Gedung Putih pada tanggal 9 November 2005, dan "medali perdamaian Otto Hahn in Gold" dari Asosiasi PBB Jerman (DGVN) di Berlin untuk karyanya dengan gerakan hak-hak sipil AS

dan PBB (17 Desember 2005). Perjalanan panjang Muhammad Ali membuatnya pantas dijuluki salah satu petinju terbaik di kelas berat sepanjang masa.


The Biography Info Rujukan Wikipedia

• Tweet
• Share
• Share
• Share
• Share

About Biografi Info

Biografi Tokoh Penting Dunia

Related Post